Gerakan, Ikatan, Impian! (Riyan Al Fajri)
“Bukan Sekedar Impian Karena Sebentar Lagi Akan Menjadi Kenyataan”
14 tahun lalu, kita kembali
merdeka. Merdeka dari tirani orde baru. Orde busuk, penuh dosa. Aku tidak bisa
menutup kebenaran bahwa zaman itu banyak uang negara yang hilang meski rakyat
tetap makan. Aku rasa aku juga tidak perlu naïf bahwa zaman itu semuanya diatur
oleh kekuasaan dan harta meski negara swasembada pangan. Tapi aku juga tidak
perlu rasanya berbohong, setelah zaman itu berakhir, aku menyangka negara ini
telah merdeka tapi semakin banyak rakyat yang tidak makan. Zaman itu berakhir,
dan semakin banyak rakyat kehilangan kesehatan.
Busung lapar, penyakit badan yang
tak terobatkan, kelaparan, sandang papan bagi anak jalanan, pengemis berjamur
layak musim hujan, negara mapan ini
menggenaskan! Kemana kata merdeka yang aku dengar dulu? Ini bahkan lebih
hina dari penjajahan.
Aku ingat kata bung karno.
Perjuanganku lebih berat dari perjuangannya, ia melawan penjajah, aku melawan
keluarga. Ia menjatuhkan lawan negara, aku memusuhi saudara satu bangsa. Negara
mapan tapi miskin kesejahteraan. Bukan karena tidak banyak mengalir, tapi
karena banyak uang yang disetir. Masuk ke kantong saudaraku satu bangsa.
Dan aku harus menaklukkannya. Aku
harus membunuhnya, menguburnya kedalam sejarah hitam negeri. Tapi aku tidak
bisa sendiri. Tapi aku punya mulut, dengan mulut aku bisa bersuara. Aku punya
kepala, dengan kepala aku bisa membuat rencana. Aku punya tubuh yang sempurna,
dengan itu aku bisa menggerakkan masa.
Gerak kataku! Bukan sekedar
upacara. Bukan sekedar simbolisasi. Gerak kataku! Ia harus massive, bertujuan, terkoordinasi, dan bermanfaat. Gerak kataku! Aku
bisa memulainya dari pemuda. Gerak kataku.
Aku bisa punya pembantu yang
andal, kuat, cerdas dan berintegritas. Aku bisa tangkap sampah-sampah bangsa. Tapi
apakah itu akan berakhir seperti itu saja? Penyakit ini telah diwariskan, hari
ini penyakit itu akan diwariskan. Aku harus putuskan! Pemuda harus putuskan! Generasi
baru akan terselamatkan.
Aku bisa mulai dari anak kecil,
aku minta negara untuk mendidiknya dengan kejujuran. Lalu para remaja, aku bisa
perkenalkan dengan bahaya kejahatan. Dan bagi para pemuda, aku akan sampaikan
korupsi adalah hambatan. Hambatan rakyat miskin untuk diberi makan, hambatan
orang sakit untuk disehatkan, hambatan korban untuk mendapatkan keadilan.
Gerak kataku! Ia harus massive, banyak pendukungnya dan kuat
ideologinya. Ia mesti bertujuan, aku
sampaikan negeri bersihlah kita harapkan untuk kesejahteraan. Ia perlu terkoordinasi, lembagaku sepertinya
cukup kuat untuk memupuk kekuatan. Ia wajib bermanfaat,
karena itulah yang menjadi tujuan.
Andai aku bisa menciptakan ikatan,
satu gedung baru dibangun, puluhan mata jadi mataku. Satu jembatan baru
disahkan, ribuan telinga menjadi telingaku. Satu kegiatan negara yang
direncakanan, jutaan mulut menjadi suaraku. Andai aku bisa menciptakan ikatan.
Aku yakin aku bisa. Aku harus
yakin aku bisa. Setelah ini semua berlalu, satu tahun, dua tahun, bahkan tiga
ratus tahun pun aku tidak khawatir. Aku punya ikatan. Negeri ini akan bebas
dari kejahatan. Gratifikasi akan hilang dalam lubang hitam kebencian. Suap akan
sirna di ujung malu kejujuran. Bagaimana itu bisa terjadi? Ikatan!
Satu tahun aku tanam, dua tahun
aku lihat awal putiknya, tiga tahun aku rasakan manisnya. Tentu aku perlu
merawatnya. Itulah ikatan, aku perlu kasih pupuk kejujuran. Aku perlu beri
pupuk kemaluan. Aku perlu sebarkan pupuk kecintaan dan integritas. Yang kecil
akan menjadi remaja, ia akan menyebarkan sporanya, yang remaja akan menjadi
pemuda, ia akan perluas rantingnya. Yang pemuda akan menjadi tua, ia akan
terapkan kejujurannya. Dan aku akan tenang dalam setiap mimpi yang ada padaku.
Aku punya kesempatan. Aku akan
ciptakan ikatan. Aku akan rawat di setiap kesempatan. Dan negeriku akan semai
kesejahteraan. Tidak 3 tahun, tidak 20 tahun, tidak 100 tahun, tapi segera. Aku
tidak perlu menghitung tahun untuk melihatnya.
Komentar
Posting Komentar