Abang Jangan Tikung Aku
Saya pernah menjadi mentor beberapa kelompok yang unik. Salah satu masalah yang muncul tak terduga ada cinta lokasi. Ada diantara mentee saya memiliki praduga saya n mentee saya yg perempuan berpacaran.
Saya pikir ini adl pemikiran yang picik. Saya tegas betul sudah, jika kamu ingin pacaran silahkan cari mentor selain saya. Tapi ada saja yang praduga.
Saya sampaikan sudah, saya tidak membuka peluang untuk mendidik mereka yang pacaran. Kecuali saya mengusahakan hubungan mereka rusak atau berakhir. Kenapa? Karena saya ingin ketika seseorang berazzam saya ampuh, dia harus fokus dan konsisten. Bagaimana hendak fokus jika benih asmara merusak konsentrasinya?
Saya punya program, dan program saya membutuhkan keikutsertaan hati 100%. Saya tegas meyakini ini. Jikalah memang si mentee unik ini menyukai salah satu mentee perempuan saya, tak pantaslah dia meragukan saya slaku gurunya.
Bagaimana mungkin Ilmu bisa diserap jika guru saja diragukannya?
Sesalah-salahnya guru, hendaklah ia mengingatkan dan mengungkapkan. Bukan meragukan.
Dilain pihak, semestinya dia mengikuti cara pikir saya tah?
Terus apakah saya berpacaran?
Saya dekat dengan beberapa sahabat, saya menargetkan wanita tertentu untuk menjadi istri saya kelak, tapi terakhir kali saya berpacaran adl masa SMA dahulu. Dan saya yakini itu tidak memberi manfaat pada kehidupan dunia saya.
Saya dekat dengan beberapa sahabat, saya menargetkan wanita tertentu untuk menjadi istri saya kelak, tapi terakhir kali saya berpacaran adl masa SMA dahulu. Dan saya yakini itu tidak memberi manfaat pada kehidupan dunia saya.
Terus apakah saya akan berpacaran?
Iya! Setelah saya selesai dengan diri saya. Tidak disaat saya berada dalam proses. Tidak disaat saya belum akan segera menikah. Karena penting memakaikan pacar pada calon istri sebagai penanda ia telah kita khitbah.
Komentar
Posting Komentar