Menyesuaikan Diri Setelah Nikah?
"Setelah menikah kita butuh penyesuaian lagi. Kadang banyak yg ga cocok dengan pasangan kita. Saat belum nikah kita tuh tau nya yang baik-baik saja, setelah nikah tuh baru merasa".
Saya kira sudah belasan orang yang mengucapkan itu pada saya. Jawabannya gampang saja:
1. Siapa suruh menikah dg orang asing? Kenalan lah, tanya dulu dia suka kentut sembarangan atau ga, suka ngupil atau ga. Ini baru lihat wajah cantik aja langsung bilang oke, baru dengar ngaji 1 ayat sudah klepek-klepek.
Ya kalau dia tiba2 kentut lalu bau, ya terima lapang dada lah.
2. Kalau sebelum menikah itu ga memalsukan diri, ya ga perlu penyesuaian lah. Jadi bersikap apa adanya saja. Sesama teman kok berpalsu-palsu ria. Mau tampil bagus? Mau liat dia tertarik?
Kalau dia ga bisa menerima bau kentut mu, gimana bisa nerima rasa cemburu kamu? Kentut itu masih bisa dicium, dirasakan. Kalau perasaan kamu? Jangankan dimengerti, rasanya saja tak tau kita. apakah manis, asam asin. Ya kan?
3. Nikahilah sahabatmu, bukan orang yg tidak kamu kenal. Mau secantik apapun, seseksi apapun, sesholihah apapun, kalau sudah dalam toilet dan ngeden, pasti jelek kok. Nah, yg kita cari adalah orang yang bisa nerima kita apa adanya.
Yang kita cari adalah Orang yang bisa nerima kita sejorok apapun kita, sehina apapun kita.
Istilahnya, kalaupun kita ke neraka nih ya, dia akan ikut bersama kita. Tak akan banyak komen dia. Dia ikut saja kita. Tapi perlahan-lahan, dia narik kita ke surga. Begitu...
*kalau saya sih begitu, ga tau deh yang lain begimana. Ckck
Komentar
Posting Komentar